Waisak 2009


Hari raya Waisak atau Waisaka merupakan hari suci agama Buddha. Hari Waisak juga dikenal dengan nama Visakah Puja atau Buddha Purnima di Thailand, Saga Dawa di Tibet, Vesak di Malaysia, dan Singapura, Visakha Bucha di Thailand, dan Vesak di Sri Lanka. Nama ini diambil dari bahasa Pali "Wesakha", yang pada gilirannya juga terkait dengan "Waishakha" dari bahasa Sanskerta. Di beberapa tempat disebut juga sebagai "hari Buddha".

Dirayakan dalam bulan Mei pada waktu terang bulan (purnama sidhi) untuk memperingati 3 (tiga) peristiwa penting, yaitu

  1. lahirnya Pangeran Siddharta di Taman Lumbini di tahun 623 S.M.,
  2. Pangeran Siddharta mencapai Penerangan Agung dan menjadi Buddha di Buddha-Gaya (Bodhgaya) pada usia 35 tahun di tahun 588 S.M., dan
  3. Buddha Gautama mangkat di Kusinara pada usia 80 tahun di tahun 543 S.M.

Tiga peristiwa ini dinamakan "Trisuci Waisak". Keputusan merayakan Trisuci ini dinyatakan dalam persidangan pertama Persaudaraan Buddhis Sedunia (World Fellowship of Buddhists - WFB) di Sri Langka pada tahun 1950. Perayaan ini dilakukan pada purnama pertama di bulan Mei.

Waisak sendiri adalah nama salah satu bulan dalam penanggalan India Kuna.


Perayaan Waisak di Indonesia

Perayaan Hari Waisak di Indonesia mengikuti keputusan WFB. Secara tradisional dipusatkan secara nasional di komplek Candi Borobudur, Jawa Tengah.

Rangkaian perayaan Waisak nasional secara pokok adalah sebagai berikut:

  1. Pengambilan air berkat dari mata air (umbul) Jumprit di Kabupaten Temanggung dan penyalaan obor menggunakan sumber api abadi Mrapen, Kabupaten Grobogan.
  2. Ritual "Pindatapa", suatu ritual pemberian bahan makanan kepada para biksu oleh masyarakat (umat) untuk mengingatkan bahwa para biksu mengabdikan hidupnya hanya untuk berpuja bakti tanpa melakukan mata pencaharian.
  3. Semadi pada detik-detik puncak bulan purnama. Penentuan bulan purnama ini adalah berdasarkan perhitungan falak, sehingga puncak purnama dapat terjadi pada siang hari.

Selain tiga upacara pokok tadi dilakukan pula pradaksina, pawai, serta acara kesenian.

Sumber : Wordpress


PERINGATAN TRI SUCI WAISAK 2553 BE/2009
Candi Mendut & Candi Agung Borobudur

TEMA :
Bersama Buddha Dharma, Kita Tingkatkan Keharmonisan Bagi Nusa dan Bangsa

SUB TEMA :
Hikmah Waisak Membawa Kedamaian Bagi Bangsa dan Negara


RANGKAIAN KEGIATAN PUJA BHAKTI TRI SUCI WAISAK 2553 BE / 2009

CANDI MENDUT – CANDI BOROBUDUR 07 MEI S/D 09 MEI 2009

PERWAKILAN UMAT BUDDHA INDONESIA (WALUBI)

KAMIS, 07 MEI 2009

Pengambilan Air Berkah

09.00 : Upacara Ritual Air Berkah Waisak 2553 BE / 2009 di Umbul Jumprit, Parakan, Temanggung, Jateng, dan Puja Bhakti pensakralan Air Berkah oleh Dewan Sangha, Majelis-majelis Agama Buddha & LKBI secara bergantian.

11.00 : Istirahat dan Makan Siang

13.00 : Air Berkah diberangkatkan dari Umbul Jumprit menuju Candi Mendut

16.00 : Air Berkah disakralkan di Candi Mendut oleh Dewan Sangha, Majelis-majelis Agama Buddha & LKBI

JUMAT, 08 MEI 2009

Pengambilan Api Alam

09.00 : Upacara Ritual Api Dharma Tri Suci Waisak 2553 BE / 2009 di Mrapen, Grobogan, Purwodadi, Jateng, dan Puja Bhakti pensakralan Api alam oleh Dewan Sangha dan Majelis Agama Buddha & LKBI secara bergantian

11.00 : Istirahat dan Makan Siang

13.00 : Api alam diberangkatkan dari Mrapen menuju Candi Mendut dalam waktu yang bersamaan Api alam diberangkatkan dari Mrapen menuju Candi Mendut

16.00 : Api alam disakralkan di Candi Mendut oleh Dewan Sangha, Majelis-majelis Agama Buddha & LKBI

SABTU, 09 MEI 2009

Prosesi dari Candi Mendut menuju Candi Agung Borobudur

09.00 : Umat stand by di altar Majelis masing-masing di Candi Mendut

09.30 : Acara dimulai, kebaktian di altar Majelis masing-masing di Candi Mendut.

11.10'01' : Meditasi bersama menyambut detik – detik Waisak 2553 BE / 2009

12.00 : Makan siang dan persiapan Prosesi Waisak 2553 BE / 2009 di Candi Mendut

14.30 : Prosesi Waisak 2553 BE / 2009 dari Candi Mendut ke Candi Agung Borobudur melewati Candi Pawon

17.30 : Rombongan Prosesi tiba di Candi Agung Borobudur, umat masing-masing Majelis dan LKBI menuju altar utama Zona II untuk meletakkan sarana puja yang dibawa.

19.00 : Upacara Seremonial Waisak 2553 BE / 2009

- Sambutan-sambutan & Amanat :

1. Ketua Panitia Tri Suci Waisak

2. Pesan Waisak

3. Sambutan Gubernur Jawa Tengah

4. Sambutan Menteri Agama RI

5. Amanat Presiden RI

- Kesenian-kesenian

21.30 : Prosesi mengelilingi Candi Agung Borobudur dengan menyalakan lilin


Sumber : Walubi

Menanti BIF yang Lebih Baik


"Kami berharap BIF (Festival Internasional Borobudur,red) tahun ini lebih baik dibandingkan dengan tahun 2003," kata Budiyanto, Kepala Bidang Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah.

Pernyataan itu seolah menjadi pengakuan betapa kedodorannya penyelenggaraan BIF oleh instansi itu yang dipusatkan di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, tahun 2003 lalu.

Rencana Pemprov Jateng mengundang negara lain yang pernah ikut BIF 2003, kelihatannya untuk menunjukkan perbaikan reputasi penyelenggaraan perhelatan yang pertama kali dimulai era 1990-an itu. BIF sebagai kegiatan internasional empat tahunan Pemprov Jateng dengan dipusatkan di Candi Borobudur.

Apa yang terjadi dengan BIF 11-17 Juni 2003, bertepatan dengan 20 tahun pemugaran Candi Borobudur, yang membuat penyelenggara ingin BIF 2009 lebih baik?

Ketika itu BIF yang dipusatkan di Lapangan "Gunadharma" sebelah barat kaki Candi Borobudur dibuka malam hari oleh Presiden Megawati Soekarnoputri dengan pemukulan gong namun tanpa sambutan dari Presiden.

Berbagai kegiatan digelar antara lain pentas kesenian dari sejumlah negara seperti India, Vietnam, Singapura, Jepang, Thailand, Korea Selatan, Malaysia, dan Ameriksa Serikat. Sejumlah kesenian daerah yang tampil antara lain dari Bali, Yogyakarta, Jakarta, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Banten, Jawa Tengah, Maluku Utara, dan Jawa timur.

Pemerintah Kabupaten Magelang mendukung BIF itu dengan menggelar antara lain pameran lukisan, kerajinan, makanan khas, festival layang-layang dan Lomba Lari Borobudur 10K.

Namun BIF 2003 terkesan kurang bergema, dan justru kalah oleh festival swasta yang digelar berbagai komunitas masyarakat sekitar Candi Borobudur.

Sejumlah komunitas Candi Borobudur pada saat bersama dengan BIF menggelar antara lain "Festival Kampoengan" yang menampilkan berbagai permainan tradisional anak di kompleks Candi Borobudur (11-17 Juni 2003), "Agenda Kebudayaan Borobudur Agitatif" di Studio Budaya dan Galeri Langgeng Kota Magelang (12-27 Juni 2003), dan "Festival Lima Gunung II" di lereng Gunung Merbabu, Desa Warangan, Pakis (15 Juni 2003).

Seniman Magelang, Sutanto Mendut, mengatakan, acara yang ketika itu dikenal sebagai festival swasta muncul secara spontan oleh sejumlah komunitas seniman Magelang itu bukan untuk menandingi BIF yang diselenggarakan pemerintah.

Namun, katanya, festival swasta ternyata mampu menarik perhatian publik seiring dengan BIF karena lebih "membumi".

"Bukan untuk menandingi festival internasional, tetapi ketika itu memang murni festivalnya rakyat," katanya.

Budayawan Magelang Soetrisman menilai, pelibatan komunitas sekitar Borobudur dibutuhkan agar BIF sukses.

Ketika BIF 2003, katanya, pemerintah terlambat menurunkan surat keputusan bagi pelibatan komunitas seniman dan budayawan sekitar Borobudur untuk mendukung suksesnya BIF.

BIF 2009 akan digelar 25-29 Juni yang artinya tinggal sekitar tiga bulan lagi. Menurut Budiyanto, sosialisasi BIF 2009 mulai sejak tahun lalu namun masih sebatas di kalangan birokrasi.

"Sosialisasi saat itu juga belum menjelaskan secara rinci mengenai kegiatan-kegiatan dalam BIF 2009," katanya.

Sosialisasi dan publikasi secara besar-besaran yang dijanjikan mulai pada Maret 2009 hingga saat ini terkesan tenggelam oleh ingar bingar kampanye pemilu.

Pimpinan Klub Diskusi "Lotus" Borobudur, Jack Priyono, mengatakan, BIF 2009 tidak tepat waktunya karena bersama dengan rangkaian pemilu. Pemilu legislatif rencananya 9 April 2009 sedangkan pemilu presiden, Juli 2009.

"Publik tidak akan mampu diarahkan untuk fokus kepada BIF, jadinya hanya seperti tahun-tahun sebelumnya, sekadar proyek Pemprov," katanya.

Menurut dia, hingga saat ini belum terdengar berbagai biro perjalanan wisata yang menangkap peluang BIF untuk menarik pengunjung ke Borobudur.

Kesibukan khususnya menyangkut persiapan penyelenggaraan dengan pelibatan masyarakat pun, katanya, belum tampak di Candi Borobudur, padahal waktunya tinggal sekitar tiga bulan lagi.

Sejumlah komunitas seniman Borobudur merasakan belum ada sentuhan secara jitu dari pihak penyelenggara BIF 2009 untuk melibatkan mereka dalam kegiatan tersebut.

"Perlu segera dikomunikasikan dengan masyarakat, kalau mau lebih baik dari tahun lalu," kata pengelola komunitas "Warung Info Jagad Cleguk" Borobudur, Sucoro.

Kepala Unit Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB), Pudjo Suwarno, mengaku telah didatangi pihak penyelenggara BIF 2009 untuk membicarakan kegiatan yang dipusatkan di Candi Borobudur.

Pembicaraan lebih detil terutama menyangkut agenda BIF, katanya, belum dilakukan pihak penyelenggara dengan pihak TWCB.

"Kami tentu siap untuk mendukung, kita akan siapkan tempat di Lapangan ’Gunadharma’ seperti tahun 2003 lalu, tetapi untuk agenda detilnya belum ada pembicaraan," katanya.

Menurut dia, BIF bisa menarik perhatian wisatawan baik dari dalam dan luar negeri untuk berkunjung ke Candi Borobudur dan menikmati berbagai suguhan tersebut.

Berbagai pembenahan untuk mendukung BIF terus dilakukan pihak TWCB antara lain menyangkut sarana, prasarana dan pemberdayaan berbagai pemangku kepentingan wisata Candi Borobudur.

Harapan untuk BIF 2009 yang lebih baik ketimbang kegiatan serupa tahun 2003 tentu bisa terwujud jika penyelenggaraannya lebih serius dan salah satu kunci penting adalah pelibatan berbagai komunitas sekitar Candi Borobudur.


Sumber : Ant

Pariwisata Dunia : Indonesia Urutan 81, Singapura 10

Tokyo, Industri pariwisata Indonesia menurut catatan terbaru yang dikeluarkan The Travel and Tourism Competitiveness Report 2009, berada di urutan 81 dunia, sedangkan Singapura, sesama negara anggota ASEAN, berhasil masuk dalam sepuluh besar (top ten) dunia.
Demikian hasil riset kelompok “thin tank” World Economic Forum, yang berbasis di Swis, Rabu. Data yang dikumpulkan The Travel and Tourism Competitiveness Report berdasarkan data-data yang dipublikasikan dan berbagai masukan dari para pemimpin bisnis internasional.Rata Penuh
Untuk negara-negara ASEAN, Singapura menempati urutan pertama, berturut-turut diikuti Malaysia (menempati posisi ke-32 dunia), Thailand (rangking 39), Brunei Darussalam (69), Indonesia (81), Filipina (86), Vietnam (89), dan Kamboja diperingkat 108.

Peringkat Top Ten berturut-turut diperoleh Swiss, Austria, Jerman, Perancis, Kanada, Spanyol, Swedia, Amerika Serikat, Australia, dan Singapura.
Singapura merupakan satu-satunya negara di Asia yang berhasil masuk sepuluh besar, mengalahkan Hong Kong yang berada di peringkat 12, dan Jepang di urutan 25. Sedangkan Korea Selatan berada di posisi 31, Taiwan (41), China (47), dan India peringkat 62.

Tahun 2009 mengambil tema “Managing in a Time of Turbulance” yang merupakan refleksi terhadap kesulitan yang dihadapi industri pariwisata di dunia, menyusul krisis ekonomi yang sedang menaungi dunia.

“Kajian ini bertujuan memperlihatkan faktor-faktor yang membuat industri pariwisata tetap atraktif dari setiap negara,” kata Jenifer Blanke, ekonom senior dari World Economic Forum’s Global Competitiveness Network.

Menurut Blanke, negara-negara yang masuk dalam Top Ten telah menunjukkan pentingnya regulasi dan dukungan kegiatan bisnis yang bisa mendukung bertumbuhnya industri turisme menjadi berkelas dunia.

Fokus penilaian didasarkan pada kualitas sumber daya manusia dalam memahami turisme, keramahan, fasilitas transportasi, tempat-tempat tujuan wisata yang menarik dan menjadi warisan budaya dunia, serta kebijakan dari pemerintahnya dalam mendukung dunia turisme.
Swiss, Austria dan Jerman merupakan tiga negara utama yang terkenal dengan lingkungannya yang sangat atraktif bagi pengembangan dunia pariwisata.

“Meskipun banyak ketidakpastian sampai berapa lama krisis ekonomi ini akan berlanjut dan seberapa dalam dampak yang dihasilkannya, namun sejarah menunjukkan dunia turisme (tetap) mampu mendatangkan keuntungan,” kata Ufi Ibarahim, Chief Operating Officer dari The World Travel & Tourism Council (WTTC).


Sumber : www.hariansib.com

(BIF) BOROBUDUR INTERNATIONAL FESTIVAL 2009



6 tahun yang lalu, penduduk Jawa Tengah berada pada saat-saat yang berharga dan menyenangkan ketika merayakan suatu peristiwa penting, yaitu “Borobudur International Festival” pada tahun 2003. Berdasar atas kesuksesan tersebut, akan kembali diselenggarakan “Borobudur International Festival (BIF)” yang kedua, pada tahun 2009 ini.

Festival ini akan menampilkan para pelaku seni dari komunitas global untuk menampilkan bakat mereka dalam suatu tampilan yang mempesona berupa musik tradisional, kerajinan tangan, dan pertunjukan seni tepat di kaki Candi Borobudur yang indah.

Pada pelaksanaan festival, para ahli kebudayaan, akademisi, dan pelajar memiliki kesempatan untuk menyampaikan dan mendiskusikan ide-ide mereka selama Seminar Internasional tenteng warisan budaya dan pariwisata.

Untuk menyemarakkan acara, pengusaha-pengusaha di sektor pariwisata dan perdagangan dari tingkat kecil hingga menengah diundang untuk menampilkan dan menawarkan keunikan dan kekhasan produk-produk serta layanan jasa mereka pada pengunjung dari berbagai belahan dunia.


Pemprov Jawa Tengah bersama pelaku bisnis pariwisata akan menggelar ‘Borobudur International Festival (BIF) 2009, di kawasan wisata Candi Borobudur, Magelang, Jateng pada 16-20 Juli 2009. Kegiatan festival seni budaya dan pemeran TTI (Tourism, Trade and Investment) yang difasilitasi Depbudpar ini menurut rencana akan dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Festival yang akan dihadiri 15 negara ini menjadi ajang untuk mempromosikan kepariwisataan Indonesia, khususnya pariwisata Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta sekaligus menggemakan kembali keajaiban Borobudur yang oleh UNESCO ditetapkan sebagai warisan budaya dunia (World Heritage). BIF 2009 merupakan bagian dari rangkaian program Visit Indonesia Year (VIY) 2009 yang memfokuskan pada MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) dan Marine Tourism.

Menurut panitia penyelenggara, selama lima hari berlangsungnya festival BIF 2009 ditampilkan serangkaian kegiatan antara lain pertunjukan seni budaya, pemeran dan travel mart, serta seminar internasional. Untuk kegiatan travel mart yang dikemas dalam Borobudur Travel Mart akan dihadiri buyers dari 15 negara, mereka akan bertemu dengan para sellers dari 32 provinsi di tanah air yang menawarkan paket wisata menarik di Indonesia termasuk paket wisata ke Candi Borobudur. Untuk kegiatan seminar yang mengangkat tema “Discussing a World Wonder” akan membahas masalah warisan budaya dunia dan peranan pariwisata dengan menghadirkan para pakar budaya dan praktisi pariwisata.

Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Ir. Jero Wacik, SE mengatakan, masyarakat Indonesia harus tetap menganggap Borobudur sebagai keajaiban dunia karena itu punya kesejarahan dan kompleksitas arsitektur yang luar biasa di mana oleh UNESCO ditetapkan menjadi warisan dunia (World Heritage). “Melalui kegiatan BIF 2009 kita ingin kembali menggemakan Borobudur ke seluruh dunia dan masyarakat Indonesia pada umumnya, karena belum semua masyarakat Indonesia mengunjungi Borobudur,” kata Menbudpar Jero Wacik dalam jumpa pers sehubungan akan digelar BIF 2009 di Balairung Gedung Sapta Pesona Jakarta, Rabu malam (6/5).

Sebanyak 15 negara yang akan hadir dalam BIF 2009 yakni Kamboja, Thailand, Laos, Vietnam, Myanmar, Cina, Queensland, Korea, Jerman, Singapura, Malaysia, Jepang, AS, Belgia, dan India. Tahun 2007 jumlah kunjungan wisman ke Borobudur sebanyak 299.443 orang, sedangkan wisnus 1,68 juta orang. Wisatawan yang berkunjung ke Borobudur sebagian besar menggunakan paket kunjungan Borobudur-Prambanan-Kraton Yogyakarta dan Dieng.



Sumber : dari berbagai sumber

BIF 2009 bertujuan untuk menjaga agar para pengunjung tersatukan dalam siraman lagu dan tarian etnik, dengan para penari yang didatangkan dari daerah di sekitar Jawa Tengah untuk disuguhkan pada tamu internasional kita. Pameran ini bertujuan mengikat para pengunjung untuk berada pada tingkat keakraban yang lebih tinggi, di mana pertukaran kebudayaan dan percakapan dapat berlangsung. Pameran ini tidak hanya akan memamerkan kerajinan etnik, namun juga akan memamerkan produk dan jasa dari negara sahabat dengan memprakarsai pertemuan bisnis.

PESONA DESA BOROBUDUR

(foto : Simpang 4 Pasar Borobudur)

Candi Borobudur ini terletak di Desa Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.
Candi termegah dan terbesar di Indonesia ini dikelilingi beberapa dusun: Sabrangrowo, Gopalan, Maitan, Bogowanti Kidul & Lor, Ngaran I & II, Kelon, Bumi Segoro, Janan, Gendingan, Kujon, Kenayan, Gejagan, Tanjungan, Kaliabon, Kurahan, Tamanan, Jligudan, Jayan. Terletak di dataran Kedu yang hampir seluruhnya dilingkari pegunungan.


Bagian Timur terdapat: gunung Merapi & gunung Merbabu,
bagian Barat Laut terdapat: gunung Sindoro-Sumbing,
bagian Utara terdapat: gunung Tidar,
bagian Selatan terdapat: membujur pegunungan Menoreh.


(foto: View Borobudur dilihat dari bukit/gunung Bakal)

Terletak di sebelah timur Gunung Bakal dusun Mitan-Tanjungan. Dari tempat ini, Candi Borobudur dapat dilihat dengan jelas, termasuk menyaksikan matahari terbit (sunrise) dilengkapi dengan batas pengamanan dan amben (tempat duduk lebar terbuat dari bambu) akses jalan relatif mudah.


(foto : saat turis asing melihat pesona dari bukit Bakal)

Dusun Maitan adalah Pilot Project dari adanya desa wisata yang terdapat di desa Borobudur. Karena selama ini banyak wisatawan yang ingin menikmati Candi Borobudur dari sudut lain, sehingga para wisatawan menyempatkan untuk melihat sambil berkeliling desa menikmati daerah sekitar Candi Borobudur, utamanya sambil menikmati udara sejuk pedesaan yang kaya akan flora serta pemandangan sawah dan masyarakatnya yang sangat terbuka dan ramah bila para wisatawan menyempatkan untuk ber-"say helo" dengan warga yang dilewatinya.

Sungguh suatu hal yang sangat menyenangkan bilamana mereka dapat berbaur dengan warga pedesaan yang mempunyai ragam cara untuk menyambut wisatawan.


(foto : saat wisatawan berkunjung ke salah satu dusun)